Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ORGANISASI DAN DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

 


 

Yoespie Arief Amirullah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ariefstudent@gmail.com

 

Tasman Hamami

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tasmanhamami61@gmail.com

 

Abstrak

Pendidikan merupakan aliansi perubahan menjadi manusia yang seutuhnya baik.  Dalam membentuk manusia yang luhur maka diperlukan kosep organisasi dan desain Pengembangan Kurikulum PAI di Indonesia. Hal ini sebagai wujud dalam perkembangan era teknologi dan perkembangan masyarakat modern. Untuk itu, kurikulum di Indonesia  perlu di desain dengan perkembangan dan arah dalam tantangan era Globalisasi. Untuk mencapai hal tersebut para mahasiswa, guru dan pelajar perlu mengapresiasi dengan wujud kurikulum yang mampu mempermudah jalannya pendidikan Islam di Indonesia.

Dalam metode penelitian ini Peran Guru PAI dalam merancang Kurikulum dapat memahami faktor dalam mengatur dan mengelola organisasi dalam sebuah institusi sekolah.  Secara cerdas kurikulum sendiri tidak susah untuk dipraktekkan dan dapat menghasilkan output para pelajar dengan hasil yang baik (Mumtaz). Disini desain kurikulum pendidikan agama islam memberikan pengaruh terhadap proses perkembangan perserta didik. Maka dari itu kurikulum pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan agama Islam bisa membawa arah terhadap potensi yang lebih baik terhadap peserta didik.

Hasil dan kesimpulan dalam pengembangan Organisasi Desain Pengembangan Kurikulum PAI di Indonesia. Maka terdapat kontribusi  Kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat menciptakan  prodak dan kompetensi lulusan dengan menguasai keislaman baik secara nasional maupun internaional. Dalam hal ini sekolah atau peguruan tinggi/ Universitas memiliki predikat kompetensi lulusan; (1) kompetensi lulusan memiliki kurikulum yang mampu bersaing dalam dunia international  (2) Memilik standar uji sertifikasi dan akreditasi, atau BAN PT atau standar ISO yang layak dijadikan patokan  (3)  Para lulusan memiliki kemampuan berbahasa asing .

 

Kata Kunci: Organisasi, Desain Pengembangan Kurikulum PAI

Pendahuluan

Perkembangan pendidikan di era modern nampak begitu lemah. Hal ini karena beberapa institusi tidak menerapkan pendidikan dengan baik. Maka dari itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih sangat dibawah standar pencapaian. Hal ini dapat dilihat secara nyata di lapangan yang sewajarnya guru masih belum mengkondisikan dengan pelaksanaan dan juga masih adanya kesenjangan dengan program dan juga metode mengajar yang belum terkondisikan dengan kurikulum serta materi bahan ajar. Kemudian kurang solidnya organisasi dalam sekolah mengakibatkan terhambatnya sinkronisasi dengan manajemen tata kelola  administrasi dan struktur manajemen dengan KBM (kegiatan belajar Mengajar) yang selama ini tidak  berjalan dengan baik.

Sejalan dengan pendidikan di Indonesia yang saat ini masih dibawah rata-rata alias kurikulum indonesia masih mengalami kesulitan didalam menangani karakter anak di sekolah. Maka hal yang dapat dilakukan bagi generasi masa depan adalah merancang kurikulum yang sesuai dengan perkembangan era masa kini.  Dalam perkembangan kurikulum PAI masa kini dibutuhkan desain pengembangan kurikulum yang dapat membuat para pelajar meningkat hasil belajarnya.

Dalam hal ini pendidikan di indonesia sendiri masih terfokus dengan teori dan perkembangan teori barat, khususnya pada konsep kurikulum pendidikan agama Islam.  Padahal dalam pembentukan karakter, sikap dan moral peserta didik dalam kurikulum pendidikan menjadi asas yang utama dalam membentuk karakter peserta didik. konsep desain pengembangan kurikulum PAI saat ini lebih meniru gaya barat dibandingkan dengan gaya keislaman. Salah satunya kita lebih berpihak kepada kerangka acuan keilmuan barat.

Masalah diatas tidak sangat relevan dengan perkembangan pendidikan islam yang sedikitnya mengacu pada konsep barat.  Karena konsep yang berjalan saat ini belum mendapatkan hasil minimal yang baik. Bahwa konsep Pendidikan Islam bisa menjadikan perserta didik menjadi agent of change dimasa depan. Kenyataan diera modernisasi pendidikan tergerus arus gelombang digitalisasi. Sehingga otak dicuci dengan pendidikan yang kurang mendidik. Akibatnya sejumlah instansi pendidikan merasakan kewalahan dalam menangani kasus yang terjadi. Disinilah konsep desain pengembangan kurikulum PAI menjadi tujuan utama dalam menyelesaikan misi kemanusiaan yang menjadikan manusia lebih bermanusiawi, bermoral,etika, dan tahu sopan santun serta berakhlak mulia.

Dari sudut pandang diatas dapat dilihat cara kerja seorang guru dalam pendidikan. Menyangkut didalamnya organisasi. Walaupun secara kasat mata tidak terlihat kerjanya. Namun, secara professionalitas akan terlihat pada perkembangan peserta didiknya. Oleh karena itu, bangunan budaya organisasi didalam lembaga pendidikan sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam membangun mental peserta didik. Dalam hal ini, penulis merasakan adanya bangunan yang kurang kuat didalam organisasi pendidikan.

Pendidikan merupakan proses dalam membentuk karakter akhlak siswa. Terutama dengan proses pendidikan islam di Indonesia. Sebagaimana halnya dengan kurikulum pendidikan Islam masa sekarang ini banyak tergores oleh perkembangan digital. Karena siswa kurang memahami arti dari pendidikan Islam dengan kultur keislaman. Perilaku banyak menyimpang dikarenakan kurangnya wawasan dalam menggunakan digitalisasi secara benar.

Dari sisi lain kita dapat melihat kelemahan yang tengah berlangsung dalam pendidikan terkait dengan kurikulum pendidikan  yang didalamnya melihat kecermatan materi bahan ajar. Namun, materi akhlak yang di tetapkan sebagai tolak ukur kompetensi belum terlihat secara signifikan dengan perwujudannya. Namun, kelemahan pada aspek lain dari proses penddidikan yang tengah berlangsung, yaitu strategi pendidikan[1].

     Sebagaimana Penjaminan Mutu pendidikan di Indonesia sudah diatur dalam Peraturaturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 tahun 2009 yang tertuang dalam pasal:

Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. (Pasal 2 ayat1)

Dalam Undang- undang dasar diatas sudah sangat jelas. Bahwa penjaminan mutu pendidikan salah satunya untuk mensukseskan bagian dari kurikulum dengan  mencerdaskan kehidupan bangsa.  Penjaminan mutu sendiri sudah sangat tepat karena didalamnya merupakan standar yang disebut dengan manajemen mutu pendidikan (Total Quality manajemen). Didalamnya ada konsep organisasi, Setidaknya TQM dapat membantu proses dalam pelaksanaan organisasi dan desain kurikulum PAI yang selama ini berkesinambungan dengan organisasi di sekolah.

Organisasi sekolah seharusnya tersusun rapi. Wacana perubahan masa depan perserta didik bukan hal yang mustahil tanpa adanya pengetahuan yang cukup. Problemnya dalam pendidikan masa kini adalah kurangnya kekuatan organisasi dan desain kurikulum yang kurang memungkinkan guru sendiri dalam praktek disekolahnya. Disamping itu, lembaga pemerintah juga harus mengorganisir setiap sekolah dengan melakukan pengecekan yang optimal. Sekaligus jam sekolah yang harus dikondisikan dengan kekuatan personal guru.

Dalam praktek disekolah guru sering mengalami kesulitan karena kurangnya biaya operasional dan juga kekurangan SDM yang kurang mumpuni dalam praktek mengajar. Guru dituntut untuk bisa mengawasi murid secara penuh. Hal demikian memang sebuah kewajiban. Mengapa hal demikian menjadi kewajiban guru? Perubahan attitude siswa menjadi pribadi yang baik adalah harapan satu-satunya bagi guru dan orang tua.  Seorang siswa jika meraih sebuah kesuksesan akademik tanpa adanya perubahan perilaku yang baik. Maka guru dianggap gagal merubah perilaku murid.

Desain kurikulum diera sekarang ini merupakan benturan yang sangat kuat dengan era teknologi. Dalam pengembangan kurikulum tentunya proses-proses perancangan metode, bahan ajar harus sesuai dengan kondisi peserta didik. Perencanaan sistem organisasi di sekolah  salah satu upaya dalam melaksanakan program belajar mengajar. Setidaknya ada peningkatan yang efektif dengan tersusunnya organisasi dan desain kurikulum pengembangan pendidikan Agama Islam.

Salah satu unsur yang menghambat pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Karena adanya kesimpangsiuran mengenai tata kelola administrasi. Apalagi sekarang ini banyak timbul permasalahan siswa yang meresahkan guru. Diantaranya perilaku siswa yang melawan guru.  Dikarenakan sikap guru dan anak didik yang kurang memperhatikan etika dan sopan santun yang berlaku di dalam sekolah. Hal ini bisa dilihat jika guru harus mempunyai kapabilitas yang tinggi.

 

Kemudian sebagai faktor masalah pendidikan saat ini adalah keterpurukan mental. Selain itu rendahnyanya moralitas yang mencerminkan bangsa. Lemahnya peserta didik dalam berpikir. Bisa jadi penyebab penghancurnya adalah teknologi yang meracuni otak. Hal itu, karena pada masa remaja sikap amarah dan hawa nafsu kurang terkontrol dengan baik.  Di Indonesia tatakrama dan saling menghargai kurang diperhatikan dengan baik. Setidaknya kurikulum pendidikan dapat mengorganisasikan dengan baik. Dari salah satu faktor rang lingkup pendidikan di Indonesia. Masih banyaknya anak yang tidak sekolah, masalah biaya dan sarana sekolah yang kurang diperhatikan secara layak.

Masalah diatas merupakan unsur-unsur dalam masalah pendidikan di Indonesia. Dengan begitu, apakah mutu di sekolah sudah sesuai dengan konsep pendidikan Islam. Untuk itu pendidikan Islam di Indonesia setidaknya bisa merancang kurikulum dengan baik. Selain itu kurikulum pendidikan yang masih sulit dimengerti pada sebagaian orang.  Kemudian salah satu faktor  dalam pengembangan pendidikan karena kurang terbentuknya organisasi yang kurang komitmen. Untuk itulah dibentuknya organisasi dalam lembaga agar bisa berjalan dengan kebersamaan gagasan, ide dalam berpikir.

Menurut Agus Fachrudin dalam prinsip-prinsip manajemen dalam konteks persekolahan menunjukkan  “Kenyataan sejarah bahwa pada periode Mukti Ali (mantan menteri agama), ia menawarkan konsep alternatif pengembangan madrasah melalui kebijakan  SKB 3 Menteri yang berusaha mensejajarkan kualitas madrasah dengan non madrasah dengan porsi kurikulum madrasah  70%  umum dan 30% agama”. Dengan begitu langkah organisasi dan desain Pengembangan kurikulum PAI dirasa sangat kurang cukup dalam melaksanakan program dalam institusi sekolah. Dengan begitu pelaksanaan pembelajaran  disekolah belum berjalan dengan baik. Karena ukurannya sangat rendah untuk  mata pelajaran agama. Setidaknya pelajaran agama dan umum  berjalan seimbang dengan ukuran  yang sama.  Maka dari masalah diatas dapat diperhatikan dengan baik. Bahwa pengembangan kurikulum keagamaan disekolah merupakan salah satu faktor dalam mendidik anak.

Oleh sebab itu, pencarian konsep desain pengembangan kurikulum PAI  harus di review dengan metode-metode yang pernah dijalankan. Sehubungan permasalahan diatas, penulis mengambil penelitian mengenai konsep organisasi dan desain pengembangan kurikulum PAI.  Sehingga penulis bisa berkontribusi lewat ide dan juga gagasan yang akan memberikan jawaban mengenai konstruksi kurikulum dan desain pengembangan kurikulum PAI.

 

Organisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

1.      Pengertian Organisasi kurikulum PAI

              Pada hakekatnya Organisasi berasal dari kata organ (sebuah kata dalam bahasa Yunani) yang berarti alat. Oleh karena itu kita dapat mendefinisikan organisasi sebagai  sebuah wadah yang memiliki  multi peran dan didirikan dengan tujuan mampu  memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, dan tak terkecuali kepuasaan bagi pemiliknya. Stephen P. Robbins mendefinisikan organisasi adalah kesatuan  (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat di identifikasi, yang bekerja atas dasar  yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.[2]  Secara jelas kurikulum  berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae” artinya jarak yang harus di tempuh oleh seorang pelari. Karena seorang pelari yang harus menempuh dan mencapai start finish. Sebagaimana dengan siswa yang menempuh mata pelajaran dengan bukti mereka mendapatkan prestasi dan ijazah. Hal ini merupakan bukti yang nyata berjalannya kurikulum di lembaga pendidikan. Untuk itulah kurikulum pendidikan berisi muatan yang didalamnya mencakup standar kompetensi.

      Organisasi tebentuk karena adanya suatu kelompok individu hingga terbentuk menjadi suatu kelompok. Dalam suatu kelompok terbentuklah menjadi manajemen organisasi.  Organisasi secara bahasa umum adalah terbentuknya  kelompok dalam suatu sosial dengan tujuan untuk menentukan suatu tujuan.

Secara tidak langsung pengertian organisasi secara umum dapat lilihat secara langsung ketika seseorang melakukan organisasi, diantaranya:

1.      Adanya kelompok sosial

2.      Adanya tujuan yang disepakati

3.      Memiliki ide atau tujuan yang akan dicapai

4.      Diantara mereka adanya interaksi –interaksi yang membuat mereka membentuk suatu kelompok sehingga mereka ada dorongan yang kuat.

5.      Memiliki cara dalam setiap kesepakatan dan mereka menetapkan tujuan diantara mereka.

6.      Adanya negoisasi dalam melaksanakan organisasi yang mereka jalankan. Sehingga dalam negosasi ini mereka menemukan jalan yang mudah.

7.      Timbulnya suatu pemahaman yang berbeda antar orang.

8.      Adanya kontribusi yang mereka dapatkan dari hasil organisasi.

9.      Adanya kesepakatan kerja dalam suatu kelompok, dalam hal ini ikatan organiasasi berjalan dengan ide dan gagasan yang sama.

               Berdasarkan pemahaman diatas, organisasi merupakan salah satu unsur kerja atau time work dalam mensukseskan suatu tujuan. Sehingga dalam pelaksanaan organisasi dalam sebuah budaya atau pendidikan disekolah bisa saja berdasarkan pada sebuah langkah-langkah. Bagi seorang pendidik di sekolah organisasi  sendiri merupakan kesatuan dalam membentuk manajemen yang baik.

Konsep organisasi masuk kedalam ranah budaya atau lingkungan yang menjadi salah satu unsur terbentuknya wujud keorganisasian. Sehingga budaya organisasi merupakan sebuah kerja sama dalam mewujudkan kepercayaan nilai dan tata aturan yang menyangkut sistem kerja sama antara individu dengan orang atau masyarakat. Dengan begitu  organisasi dalam masyarakat  akan berjalan dengan aturan yang berlaku.

 Menurut Fathimatuzzahro  Penerapan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di BMT Bismillah,  bahwa  F.E. Kast dan J.E Rosenzweig  mengartikan budaya organisasi “seperangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting dan sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Budaya organisasi menyatakan nilai-nilai atau ide-ide dan kepercayaan bahwa yang sama-sama dianut oleh para anggota itu seperti terwujud dalam alat-alat simbolis seperti mitos, upacara, cerita, legenda, dan bahasa Khusus.”

 Dalam organisasi dan manajemen maka pendidikan salah satu faktor yang menjalankan prinsip organisasi dengan sistem pelayanan mutu dan kualitas. Hal ini dapat dimengerti oleh kalangan pelaksana sistem dalam sebuah institusi.  Menurut Muhaimin, et al (2010;5)  dalam buku Dr, Syafaruddin “Manajemen Organisasi Pendidikan” inti pendidikan Islam  ada dua, yaitu:

Pertama; pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejewantahkan  ajaran dan nilai-nilai islam. Dalam praktiknya di Indonesia, pendidikan Islam ini setidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu;

1.      Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebut sebagai pendidikan keagamaan Islam) formal, seperti Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Ula Wustha, ‘Ulya, dan Ma’had Aly).

2.      PAUD/RA, BA, TA, Madrasah dan pendidikan lanjutannya seperti IAIN/STAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung dibawah Departemen Agama.

3.      Pendidikan usia dini/RA, BA, TA, sekolah/Perguruan Tinggi yang diselenggrakan oleh dan/ atau berada dibawah naungan yayasan atau organisasi Islam.

4.      Pelajaran agama Islam disekolah/madrasah/ perguruan tinggi sebagai suatu  mata pelajaran  atau mata kuliah, dan/ atau sebagai program studi.

5.      Pendidikan islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/ atau di forum-forum kajian keislaman, majelis dan institusi-institusi lainnya yang sekarang digalakkan oleh masyarakat atau pendidikan (Islam melalui jalur pendidikan non formal dan informal).

        Kedua; pendidikan Islam adalah sistem yang dikembangkan dari dan disemangati atau dijiwai  oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.[3] Termasuk didalam bagian kedua ini mengenai sistem pengajaran dan juga cakupan perkembangan kurikulum PAI yang berdasarkan pada konteks nilai-nilai dan cakupan yang akan dijarkan pada peserta didik.  Terkait dengan manajemen pendidikan sendiri juga perlu kesiapan dalam menyelenggarakan pendidikan. Maka dari itu, dalam membangun pendidikan setidaknya di awali dengan nilai-nilai yang bisa membangun moralitas dan akademisi yang baik dalam mencerdaskan anak bangsa.

              Organisasi didalam pendidikan akan kuat dan mampu dijalankan dengan baik  bila semuanya saling mendukung. Sebagaimana  dalam buku “Perilaku Organiasi (Teori, Aplikasi dan Kasus)” sebuah organisasi dikatakan mother of children[4]. Dalam hal ini organisasi sebagai titik utama dalama membangun kurikulum pendidikan yang baik. Terutama dalam membangun sebuah kerangka dalam menyusun kurikulum. Sebagai landasan yang baik dalam menyusun kurikulum. Di dalam organisasi ada beberapa yang harus ditetapkan sebagai langkah dalam membangun organisasi. Hal ini dilihat dari visi dan misi. Untuk itu tujuan organisasi sendiri untuk menetapkan tujuan dan langkah yang pasti. Alias tidak main-main dalam membuat arahan. Maka struktur organisasi dalam sekolah merupakan wadah yang bagus dalam menjalankan sistem itu sendiri.

              Jadi, organisasi kurikulum adalah seperangkat kesatuan yang mendukung dalam dalam proses pelaksanaan yang berisi program-program yang menyangkut seperangkat dalam dalam standar nasional Pendidikan diantaranya: Standar isi,  Standar Proses, Standar komptensi lulusan, Standar Pendidik,  dan tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan,  Standar pengelolaan.

2.      Struktur kurikulum pada sekolah

Untuk mengembangkan kurikulum PAI di dalam dunia pendidikan maka langkah  yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum pendidikan diperlukan tahap-tahap yang bisa  membangun  kurikulum yang signifikan. Terutama dalam membentuk desain kurikulum yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran.  Kurikulum disekolah sangat layak dikembangkan secara bebas dengan mengacu pada tahap-tahap pengembangan kurikulum. Akan hal itu, kita juga mengetahui beberapa pengembangan dalam penyusunan desain kurikulum diantaranya:

a)      Kurikulum Berdasarkan kan mata pelajaran

Dalam tahap ini kurikulum (Seprated subject curriculum) yang disajikan kepada peserta didik dapat dillakukan secara terpisah-pisah.  Dalam kondisi seperti ini pendidik dituntut untuk bisa mengasah inteletual peserta didik dengan kemampuan yang dimiliki.  Sebagian pelajaran dipisah karena untuk mempermudah anak dalam membagi waktu. Selain itu, efesiensi waktu dalam subject mata pelajaran akan sangat bagus jika dalam pembagian mata pelajaran ini guru bisa mengontrol anak-anak dengan baik. Untuk itulah, guru sebagai fasilitator dan ispirator peserta didik bisa mengembangkan kecakapannya dalam mengajar.

b)      Kurikulum Gabungan

Pengertian kurikulum gabungan yang disebut dengan Correlated curriculum merupakan gabungan dari mata pelajaran. Dalam bahasa sederhana kurikulum gabungan ini menyesuaikan mata pelajaran dengan karakter peserta didik. Disnilah organisasi kurikulum merupakan esensi dari pelaksanaan pembeljaran. Maka kurikulum gabungan ini akan dapat dibentuk dengan baik jika setiap mata pelajaran disekolah disesuaikan dengan karakter peserta didik. Selain itu, anak juga mengikuti pembelajara dengan baik.

c)      Kurikulum terpisah

Dalam kurikulum ini maka fokus semua mata pelajaran diharapkan semua mata pelajaran dapat membentuk kepribadian siswa  sesuai dengan lingkungannya. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan siswa dengan kebutuhannya di luar. Sehingga integrated  curriculum  dititik fokuskan pada masalah tertentu.  Dalam hal ini para pelajar bisa memecahkan masalah pada bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah dalam kurikulum terpisah ini ditiadakan pembatas antara mata pelajaran.

Berdasarkan tiga macam bentuk penyusunan kurikulum diatas, maka kurikulum pendidikan  bisa membentuk dengan seksama mengenai konsep-konsep yang akan dibentuk dalam pengembangan kurikulum. Tentu dalam pengembangan kurikulum sendiri membutuhkan waktu yang sangat banyak. Kurikulum bukan hanya sekedar materi saja akan tetapi kurikulum bisa menghasilkan Out pout lulusan yang berkualitas.

Didalam sekolah ada beberapa yang harus diperhatikan dalam membangun kurikulum yang membentuk kurikulum sekolah hal ini bersangkutan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah diantaranya:

1)      Sistem ruangan kelas

Ruangan kelas ini dibuat agar setiap mata bahan pelajaran pelajaran diisi dengan kelompok kelas yang berbeda. Sebagaimana pembelajaran dalam kelas membutuhkan kapasitas ruangan yang cukup banyak dikarenakan pelaksanaan di sekolah harus berjalan dengan lancar.

2)      Sistem waktu

Sistem waktu disini terkait dengan pelaksanaan pengajaran dalam kelas. Karena dalam sistem waktu sendiri waktu di upayakan berjalan dengan baik sesuai dengan pembagian pelajaran dan selain itu waktu yang ada dalam sekolah juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam alokasi waktu ini juga ada waktu istirahat yang diperuntukkan untuk guru dan siswa.

3)      Sistem manajemen

Sistem manajemen didalam kurikulum sendiri sebagai upaya yang sangat responsif terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan juga menyangkut masalah pelaksanaan kurikulum.

4)      Sistem Administrasi

Di dalam lembaga pendidikan diperlukan administrasi agar pelaksaanaan pembelajaran berjalan dengan lancar. Hal ini bisa dicantumkan dengan dana bantuan sekolah atau biaya perindividu berkenaaan dengan pembayaran uang pangkal sekolah dan pembayaran jasa.

5)       Sistem Program Kurikulum

Menyangkut program-program pelaksanaan kurikulum yang menyangkut program sekolah dan juga program ektra kurikuler dan tambahan serta pengadaan lomba international. Sehingga sekolah bisa maju dengan program yang dibuatnya. Akan hal itu, maka kurikulum pendidikan akan sangat maju dengan sistem program yang ada.

 

Ranah Prinsip Pengembangan Desain Kurikulum  Pendidikan Agama Islam

Ranah desain pengembangan kurikulum  pendidikan agama islam Menurut Hamalik mengemukakan bahwa desain kurikulum” adalah pengembangan proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum.[5]  Jika diarahkan pada bidang kurikulum Pendidikan Agama Islam. Maka Desain Pengembangan Kurikulum PAI ditujukan agar dapat memberi arah bagi peserta didik. Selain itu, desain pengembangan Kurikulum PAI bisa tersinkronisasi dengan aspek pengetahuan ilmiah dan keagaamaan. Dari pengertian tersebut. Maka,  desain kurikulum Pendidikan Agama Islam diarahkan ke visi dan Misi yang lebih baik dengan tetap bepegang teguh kepada Nilai-Nilai Islam. Sehingga desain kurikulum menurut Hamalik di tujukan pada perencanaan yang baik.

Untuk itulah acuan kurikulum di Indonesia akan sangat baik jika didesain dengan pengembangan moden. Karena perkembangan kurikulum diera modern membuthakan acuan dasar yang dapat  menjadikan anak didik cerdas. secara tidak langsung sesuai dengan tatanan kaidah Islamiyyah yang mengacu pada konsep Qurani.  Melihat konteks saat ini, kurikulum pendidikan islam sangat berpengaruh terhadap terbentuknya mental anak itu sendiri. Dalam konsepnya Pengembangan Kurikulum PAI sesuai dengan perkembangan anak dan pelajar disekolah.

      Dengan hal demikian, maka kurikulum disekolah merupakan faktor utama dalam menunjang proses pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI. Untuk itu kurikulum Pendidikan Agama Islam diharapkan bisa merubah anak-anak dizaman millenial sekarang ini dengan akhlak yang lebih baik. Setidaknya guru bisa memberi wawasan, contoh dan perilaku yang baik di dalam maupun luar sekolah.

Dalam sekolah atau perguruan tinggi. Jika dilihat secara utuh pembentukan fungsi kurikulum dalam pendidikan agama islam  dalam pembelajaran agama islam dapat dilihat fungsinya:

a)      Menanamkan keimanan yang dilandasi dengan rukh dan jiwa dengan semangat islam. Hal ini penanaman keimanan disekolah akan sangat berguna bagi kemantapan siswa.

b)      Sebagai pedoman penanaman moral, akhlak yang baik dalam dalam membangun kepribadiaan peserta didik atau pelajar.

c)      Membangunkarakter mental agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang baik.

d)     Menjaga diri dengan pencegahan terhadap norma-norma yang tidak sesuai dengan syariat islam terhadap pergaulan sosial.

e)      Mengembangkan pengetahuan keagamaan secara umum. Hal ini dengan praktek keagamaa disekolah.

f)       Untuk memberikan arahan kepada peserta didik agar dapat melanjutkan keperguruan dan sekolah yang lebih tinggi.

Berdasarkan gambaran diatas aspek pertama  menjelaskan bahwa penanaman keimanan, tauhid sangat penting di tanamkan untuk kehidupan para siswa. Aspek kedua penanaman budi pekerti luhur, moral etika serta akhlak kepada peserta didik dengan penuh perhatian dan kesabaran sebagai modal besosialisasi terhadap masyarakat, keluarga maupun teman. Aspek ketiga  hubungan sosial peserta didik terhadap dengan menggunakan pendekatan PAI. Aspek keempat  aspek evaluasi pembenahan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari dengan merujuk kepada sumber yang shahih. Aspek Kelima mengajarkan pengetahuan keagamaan secara umum, sistematis dan menjabarkan fungsi-fungsinya. Aspek keenam  memberikan jalan keluar bagi siswa untuk memperdalam pendidikan ilmu agama ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia maka   fungsi kurikulum PAI sendiri diantaranya:

1)      Bagi sekolah/ Madrasah

a.       Ada sasaran tujuan yang ingin dicapai 

b.      Dapat menjadi rujukan sesuai dengan kegiatan keagamaan

c.       Menghemat waktu dan estimasi pelaksanaan

d.      Menjaga  kontinuitas keberlangsungan pendidikan agama islam

2)      Bagi Masyarakat luas

a.       Sebagai  daya saing yang mampu menunjukkan kegunaan fungsi kurikulum PAI dimasyakat. Dengan menghasilkan oupou lulusan yang berkualitas.

b.      Dapat menjalin hubungan yang harmonis sesuai dengan perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Adapun Prinsip-Prinsip Desain Pengembangan Kurikulum PAI dalam membentuk kurikulum harus difokuskan dengan  program  bidang studi  keagamaaan. Di dalam sekolah guru harus bisa membentuk kurikulum dengan kecakapan sikap, mental, perilaku dan sesuai dengan kemampuan peserta didik.  Untuk itu, dalam prinsip dan desain kurikulum perlunya pendalaman proses untuk mengkaji setiap aktivitas dalam perjalanan studi disekolah.

Prinsip Desain Kurikulum menurut Saylor dalam Hamalik (2007), mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

(1)     Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil atau tujuan yang diharapkan.

(2)     Desain kurikulum memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan. 

(3)     Desain kurikulum, harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi pengajar untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar.

(4)    Desain kurikulum memungkinkan pengajar untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan pembelajar.

(5)     Desain kurikulum mendorong pengajar mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar pembelajar yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.[6]

 Ranah Desain Kurikulum Pendidikan Agama Islam bisa mengacu pada kurikulum standar nasional.  Sekaligus bisa berpatokan pada beberapa ahli yang menguasai pada bidang kurikulum.  Menurut beberapa ahli mengenai kajian desain kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut:

Pakar Kurikulum

Sukma dinata

Eisher & Vallance (1974)

McNeil (1997)

Saylor, Alexander, dan Lewis (1981)

 

 

Brennan (1985)

Longstreet & Shane (1993)

 

 

Subject Centered Design

Pengembangan proses Kognitif

Kurikulum Subjek akademik

Subject Matter Disiplin

Kurikulum berorientasi pada tujuan

Kurikulum berorientasi pada pengetahuan

Kurikulum sebagai teknologi

Kurikulum teknologi

Kurikulum teknologi

Kurikulum berorientasi pada proses

 

Kurikulu nasional akademis

 

 

 

 

Learned Centered Design

Kurikulum Aktualiasi diri

Kurikulum humanis

Kurikulum bersifat individu

 

Kurikulum berorientasi pada anak

Problem Centered Design

Kurikulum rekontruksi social

Kurikulum rekontruksi sosial

Kurikulum sebagai fungsi sosial

Kurikulum berorientasi pada analisis situasional

Kurikulum berorientasi pada masyarakat

 

 

 

 

 

Kurikulum yang bersifat elektrik

 

Dalam membentuk kurikulum diperlukan materi yang baik. Sehingga bisa terwujud dengan keinginan yang dicapai.  Dalam penyusunan kurikulum guru mampu mengembangbangkan bahan ajar.

Kriteria yang dapat dikembangkan dalam pemilihan kurikulum dapat dilihat dengan beberapa kriteria. Diantaranya dengan melihat materi:

1)      Materi Kurikulum harus mempunyai tujuan atau sasaran dengan target yang dicapai maksimal dalam meraih suatu esensi dari masa depan.

2)      Materi kurikulum mencakup suatu displin ilmu yang dapat menjadikan siswa mengerti akan pelajaran yang dipelajari.

3)      Materi kurikulum harus mencakup materi yang dapat membangun anak menjadi lebih baik.  Didalam materi terdapat tujuan dan evaluasi pembelajaran.

4)      Materi kurikulum dapat membangun kepribadian anak yang menyangkut minat anak.

5)      Materi  kurikulum juga dapat mengasah skill anak sehigga kurikulum berjalan maksimal.

       Untuk melihat lebih jauh dari komponen pengembangan kurikulum secara umum maka penulis membuat skema mengenai struktur  bagian yang bisa dikembangkan dalam kurikulum.

 

KOMPONEN

STRUKTUR

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Tujuan

Materi

Metode

Organisasi

Evaluasi

Strategi Pelaksanaan/ Prosedur

Kualitas/ Mutu

Proses Pembelajaran

Program

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


       Dari tabel kerangka diatas, penulis dapat menjelaskan secara jelas mengenai komponen pengembangan kurikulum itu sendiri, yaitu:

 

 

1.      Tujuan

Secara tidak langsung menjelaskan perancangan dari dibentuknya suatu tujuan kurikulum berdasarkan dengan komponen BNSP yang selanjutnya di sesuaikan dengan maksud/arah  kurikulum dengan kondisi pedidik dan peserta didik.

2.      Materi

Cakupan materi bisa mencukupi dengan kata lain materi mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, materi harus fokus dengan menyesuaikan perkembangan peserta didik.

3.      Metode

Metode berkaitan dengan suatu cara atau jalan. Hal ini metode dalam pelaksanaan kurikulum menggunakan langkah-langkah dan cara-cara dalam pelaksanaan penyampaiannya.

4.      Organisasi

Organisasi dalam kurikulum merupakan  suatu koordinasi. Didalamnya berupa anggota/orang yang berperan penuh dalam melaksanakan tanggung jawab dan menyusun kurikulum dengan standar yang berlaku.

5.      Evaluasi

Evaluasi sendiri merupakan serangakaian pembenahan koreksian pada kurikulum yang sudah berjalan. Hal ini menyangkut standar nasional pendidikan Indonesia.

6.      Strategi Pelaksanaan/ Prosedur

Pelaksanaan Strategi/ Prosedur di dalam kurikulum merupakan cara didalam menjalankan kurikulum yang akan di terapkan.  Hal ini  dapat dilihat dengan perencanaan penerapan kurikulum. Strategi pelaksanaan harus mencukupi standar dengan melihat komptensi peserta didik.

7.      Program

Berisi rancangan dalam setiap semester. Mencakup kegiatan yang ada disekolah.  Didalamnya termasuk program intra dan ekstra.  Bisa dengan menambahkan latihan atau kursus. Sehingga anak dapat mengasah ketrampilannya. Sebagai contoh adanya program bahasa, menulis kaligrafi, dan kursus komputer.  Dalam hal ini kesuksesan kurikulum dan pengajaran disekolah didukung dengan adanya program yang datang dari setiap sekolah.

8.      Proses Pembelajaran

Pelaksanan proses pembelajaran sendiri harus dengan sistem internasional. Hal ini pembelajaran didukung dengan alat dan sarana yang memadai. Termasuk kelas  dengan kapasitas siswa yang cukup. Selain itu, prosedur pembelajaran memenuhi standar pengajaran yang baik. Guru bisa menjelaskan dengan kemampuan bahasa, metode, alat peraga. Murid bisa menangkap apa yang dijelaskan guru. Proses pembelajaran dalam kurikulum tidak semata-mata hanya berpatokan pada materi tetapi siswa bisa mengubah pembelajaran yang menyenangkan. Sekolah Menghasilkan lulusan yang baik. Orang tua senang akan lembaga/ yayasan sekolah yang dapat mencerdaskan anak didiknya. Selain itu, dalam era millenial guru bisa menggunakan alat teknik digital proyektor, komputer. Guru bisa menggunakan metode lain sehingga anak didik tidak mudah jenuh. Akan hal itu, pendidikan ibadah dalam proses pembelajaran akan menghasilkan karakter lulusan yang baik.

9.      Kualitas/ Mutu

Dalam penyusunan kurikulum kualitas atau mutu harus diupayakan dengan baik. Mutu tidak hanya materi tetapi juga mencakup semua cakupan kompetensi murid. Sebagaimana dalam Total Quality Manajemen menurut Edrwad Sallis “TQM adalah filosofi perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan suatu institusi pendidikan seperangkat alat praktis untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan pada saat ini dan masa yang akan datang”. [7] hal ini kelayakan mutu pada bidang materi dan kurikulum layanan pendidikan  harus disusun dengan kulitas yang bermutu.

 

 

           Dalam mengembangkan Desain Kurikulum maka ada ada yang lebih penting dari materi yaitu jiwa/rukh seorang guru. Karena guru meruapak unsur utama sebagai tokoh dalam pendidikan. Jadi ada beberapa yang perludikembangkan dalam kurikulum agar sesuai dengan konteks pengembangan kurikulu sendiri.  Ada peranan guru yang harus di perhatikan guru dalam mengembangkan kurikulum.

a)      Guru dalam mengembangkan kurikulum bisa menyusun kurikulum dengan acuan dengan standar nasional pendidikan dan tidak lepas dari norma-normal keislaman yang intinya kurikulum itu bisa mengembangkan potensi peserta didik.

b)      Guru dalam mengembangkan kurikulum harus melihat kapasitas dan kempuan siswa hal ini akan menjadi tolak ukur dalam mengembangkan kurikulum untuk itulah harus bersikap profesionalitas dalam menyusun kurikulum.

              Untuk menyusun kurikulum secara struktur maka lembaga pendidikan harus bisa menyusun kurikulum  dengan  Proses Pengembangan Kurikukulum yaitu:

1.      Perencanaan

a.       Visi (pernyataan tentang harapan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam jangka panjang)

b.      Kebutuhan Pengguna (pelajar, masyarakat, pengguna lulusan) dan studi lanjut.

c.       Hasil evaluasi kurikulum dan tuntutan  perkembangan IPTEK zaman.

d.      Pandangan para ahli pendidikan.

e.       Era Globalisasi. => 5 Ide diatas akan dievaluasi untuk dikembangkan menjadi program berupa Dokumen/Berkas yang berisi:  Informasi dan jenis dokumen, format silabus dan komponen kurikulum yang harus dikembangkan.

2.      Implementasi; melakukan sosialisasi dan pengembangan Program dalam bentuk RPP atau SAP (satua Acara Pembelajaran), Proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas, serta evaluasi[8]

 

Tahap-Tahap dalam rangka mengembangkan kurikulum yang bertstandar nasional di Indonesia

Kurikulum pendidikan di Indonesia sebagain besar diwarnai dengan unsur-unsur keagamaan yang bersifat “Teologis” dalam perjalananya kurikulum juga berjalan dengan studi filosofis dengan nilai-nilai keislaman. Disamping itu, kurikulum tidak terpisah dari nilai-nilai Pancasila.

      Kurikulum di era millenial setidaknya bisa mengubah sikap, perilaku dan pengetahuan karakter peserta didik. Dalam hal ini, kurikulum masih bersifat abstrak artinya kurikulum itu sendiri masih belum jelas dengan nilai-nilai yang belum terlihat hasilnya pada diri siswa.

       Ada beberapa cakupan dann tahapan dalam pengembangan kurikulum yang dapat dikembangkan di institusi ataupun sekolah. Sehingga kurikulum bisa dikembangkan dalam lembaga pendidikan. Dengan begitu maka kurikulum pendidikan di satuan tingkat pendidikan dapat ditingkatkan dalam pembelajaran diantaranya:

a.       Pengembangan kurikulum pada tingkat makro (nasional)

Pada perkembangan tingkat makro perkembangan kurikulum dibahas dalam ruang lingkup nasional yang meliputi tri-pusat pendidikan, yaitu pendidikan Formal, informal, dan pendidikan non-formal dalam rangka pencapaian pendidikan. Pengembangan kurikulum PAI dilakukan secara tingkatan pendidikan atau sekolah, misalnya SMA,SMP, maupun SD. Sekaligus juga dikembangkan sesuai dengan jenis lembaganya seperti MTs tentuya pengembangan kurikulumnya berbeda dengan lembaga SMP, begitu juga dengan SMA dan MA.

b.      Pengembangan kurikulum pada tingkat Institusi (sekolah)

Pengembangan kurikulum tingkat institusi/ lembaga mencakup tiga kegiatan pokok; yaitu merumuskan tujuan sekolah atau standar kompetensi lulusan masing-masing lembaga, penetapan isi dan struktur keseluruhan. Standar kompetensi lulusan yang dimaksud adalah rumusan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang diharapkan dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan keseluruhan program pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.

c.       Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran (bidang studi)

Dalam pengembangan bahan pelajaraan guru bisa menggunakan bahan yang sesuai dengan bahan rancagan pelaksanaan pembelajaran (RPP) selai itu guru bisa menggunakan silabus atau mataeri yang sangat dibutuhkan siswa. Hal ini akan berjalan sangat optimal dengan konsep pembelaran yang efektif. Untuk itulah  pengembangan bahan  mata pelajaran akan meningkatkan skill anak yaitu dengan guru menguasai setiap karakter anak didik. Selain itu, guru juga mengembangkan bahan materi peserta didik.

d.      Pengembangan Kurikulum pada tingkat pembelajaran dikelas

Pada tahap inilah kurikukulum pembelajaran dikelas. Guru sebagai fungsi yang sangat dibutuhkan murid. Tugas guru memberikan apa yang dibutuhkan murid. Hal ini guru berhubungan model belajar (Tanya jawab, quisioner, ceramah dll) maka dari itu untuk merancang itu semua guru dapat menguasai teknik pembelajara. Hal ini dapat dipraktekkan secara optimal jika guru bisa mengkondisikan dari pada setiap karakter anak. Selai itu, guru juga menyiapkan perangkat pembelajaran. Akan hal inilah guru dituntut untuk bisa membuat siswa tumbuh menjadi baik[9].

        Dalam dunia pendidikan  dan sekolah mempunyai kewenangan dalam penyusunan kurikulum disekolah.  Dalam proses pengembangan kurikulum guru lebih banyak menguasai kelas.  Murray Printr  mengemukakan tentang peran guru dalam level sebagai berikut[10]:

1.      Guru sebagai Implementer

Peran guru dalam implementer ini, guru hanya menjalankan kurikulum yang sudah ada. Dalam hal ini guru tidak mempunyai ruang dalam menyusun kurikulum. Karena guru hanya menerima rumusan kurikulum dari kebijakan perumus kurikulum atau disebut GBPP (Garis-Garis Besar  Program pengajaran)

2.      Guru sebagai adapter

Dalam hal ini guru sebagai penyelaras kurikulum sekolah dan mempunya kewenangan dalam penyusunan kurulum dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan budaya lokal.

3.      Guru sebagai developper

Dalam hal ini guru mempunyai peran sebagai pengembang kurikulum dalam mendesain kurikulum. Disini guru mempunyai arahan berupa isi dan tujuan serta strategi dalam mengembangkan kurikulum.

4.      Guru sebagai peneliti (Researcher)

Dalam hal ini guru meneliti keadaan perkembangan kurikulum dan perkembangan para siswa. Sebagai resarcher tentunya guru mempunyai professionalitas dalam bekerja dan tanggung jawab yang utuh dalam melaksanakan pembelajaran. Guru juga mempunyai strategi dan model untuk mengembangkan siswanya. Serta menguji keektifan model pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas.

 

Solusi Pengembangan Desain Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Era Millenial

Solusi Pengembangan desain kurikulum bisa diatur dengan rancangan sedemikian rupa:

1)      Kurikulum Pendidikan Agama Islam harus sesuia dengan  Al-Qur’an dan Hadist. Sekaligus mengacu dilandasi khazanah nilai-nilai keislaman.

2)      Rumusan Rancangan Kurikulum PAI  sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan dan sesuai dengan perkembangan dunia Islam.

3)      Kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat menciptakan  prodak dan kompetensi lulusan dengan menguasai keislaman baik secara nasional maupun internaional. Dalam hal ini sekolah atau peguruan tinggi/ Univeristas memiliki predikat kompetensi lulusan; (1) kompetensi lulusan memiliki kurikulum yang mampu bersaing dalamdunia international  (2) Memilik standar uji sertifikasi dan akreditasi, atau BAN PT atau standar ISO yang layak dijadikan patokan  (3)  Para lulusan memiliki kemampuan berbahasa asing .

4)      Kurikulum Pendidikan Agama Islam mampu memberikan arahan dengan tantangan zaman.

5)      Kurikulum Pendidikan Agama Islam mengikuti standar Nasional. Sehingga pelaksanaan kurikulum disekolah dapat (1) membentuk karakter mental yang  beriman dan disilplin serta penuh tanggung jawab (2) mampu bersaing dalam perkembangan dunia modern/global  (3) menghasilkan outpout lulusan dengan skala international.

6)      Kurikulum dirancang dengan melihat (1) Standar  Kemampuan guru, dan pelajar/Mahasiswa  (2) Standar Pembiayaan yang harus dirinci secara matang (3) Fasilitas disekolah atau perguruan tinggi sebagai sarana tempat belajar (4) jaminan mutu/ lulusan yang menjadikan keberhasilan prestasi belajar.

7)      Kurikulum pendidikan memiliki target  dan  memiliki organisasi yang solid dalam merencanakn pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam dengan berpegang teguh pada keyakinan.

          Kesimpulan

           Organisasi kurikulum adalah seperangkat kesatuan yang mendukung dalam dalam proses pelaksanaan yang berisi program-program. yang menyangkut seperangkat dalam dalam standar nasional Pendidikan.  Standar isi,  Standar Proses Standar komptensi lulusan,  Standar Pendidik  dan tenaga Kependidikan,  Standar Sarana dan Prasaranaan,  Standar Pembiayaan,  Standar pengelolaan. Dalam hal ini organisasi kurikulum juga melihat kompetensi guru dan siswa dalam menyusun kurikulum. Maka dari itu, penyusuunan kurikulum juga harus dengan perimbangan yang tinggi dalam memilihkan  bahan materi untuk siswa.

              Kurikulum dan desain ranah pengembanganpendidikan agama islam mengacu pada al-Qur’an dan hadist.  Sebagai desain pelengkap dalam  mengembangkan kurikulum PAI. Maka para penyusun kurikulum bisa menggunakan desain kurikulum dari para ahli.  Sehingga dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama islam dapat dikembangkan dengan tahap-tahap pengembangan kurikulum pendidikan agama islam yang mengacu pada prinsip dan tujuan dalam pengembangan kurikulum.  Dalam hal ini pengembangan kurikulum tidak lepas dari  tujuan, materi dan kesiapan peserta didik.

              Selain itu penulis menangkap secara jelas. Bahwa komponen terpenting dalam konsep pengembangan kurikulum PAI di Indonesia adalah mutu. Mutu adalah standar jaminan yang menjadikan anak itu bisa bersaing dengan dunia global. Hal  ini secara dilihat secara jelas kompetensi lulusan dengan ijazah predikat baik belum tentu pelajar tersebut bisa bersaing dengan dunia global. Standar biaya bukan masalah mutlak yang menjadi kendala. Tetapi sistem pengajaran dan metode yang harus di kedepankan. Bukan masalah gedung dan fasilitas. Untuk itulah agar pendidikan Agama Islam menjadi bermutu dibentuklah organisasi yang baik yang dapat mendukung sistem dalam pegajaran.

                   Semoga makalah Jurnal dapat menjadi  masukan dalam  menyusun atau mendesain kurikulum Program Pendidikan Agama Islam sesuai dengan perkembangan terknologi di era millenial. Disamping itu, bahan makalah jurnal  ini dapat menjadi rujukan bagi guru, dosen serta pemerintah yang ingin mendesain kurikulum secara internasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Didiyanto, Paradigma Pengembangan Kurikulum PAI di Lembaga Pendidikan,  SMP Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jurnal  Pendidikan Agama Islam, Edureligia, Vol.1, No 2, Juli - Desember (2017). Diperoleh dari: https://www.researchgate.net/publication/335981014_PARADIGMA_PENG E MBANGAN_KURIKULUM_PAI_DI_LEMBAGA_PENDIDIKAN,  Diakses pada 24/05/2020.

Efendi, Ikhwan,  Desain Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Tacher and Student-Center, Jurnal Edureligia Vol.01 No.01 Tahun (2017). Diperoleh dari: https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia/article/download/44/40, diak ses  pada 07/05/2020.

Fathimatuzzahro, Penerapan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di BMT Bismillah  Sukoreko, Skripsi NIM 122503050,  Program D3 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015.

Fakhruddin, Agus,  Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam dalam Konteks Persekolahan, Diperoleh dari: http://www.academia.edu/download/3205 7984/08_PRINSIPPRINSIP_MANAJEMEN_PENDIDIKAN_ISLAM -Agus.pdf, Diakses pada 19/9/2019.

Fahmi, Irham, Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan Kasus, Bandung,  Penerbit ALFABETA, 2014.

Hamalik, Oemar,  Dasar-dasar Pengembangan kurikulum, Bandung,  PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Huda Bakhtiar, M. Fikri,  Skripsi, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Berbasis Riset (Studi Kasus di MAN 2 Kudus),  Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN WaliSongo Semarang,  2015.

Ilyas, Asnelly, Z. Mawardi Effendi, Nurhizrah Gistituati, Azwar Ananda, Pengembangan  Model Pembelajaran Inkuiri dalam Mata Pelajaran Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar, ‘’ 2nd International Seminar on Education 2017 Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue, September  2017.

Rofatayatun, Afifurrahman, Organisasi dan Struktur Kurikulum Pendidika Islam, Universitas Nurul Jadid,  Paiton,  Probolinggo, Vol.9 No.03 September (2019).

Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains dan Islam, Perdana Publishing, Medan,  2015. 

Shofa, Rizka Amalia, Kurikulum dan Dinamika Prubahannya di Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN sunan Kalijaga Yogyakarta. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1, Nomor 1, Mei 2016.

Sholikhah, Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makdum Ibrahim Tuban, Email: Sholikhah86@gmail.com. KUTTAB Volume 1 Nomor 2 September 2017. Diperoleh dari: http://journal.unisla.ac.id /pdf/117122017/5.%20Sholihah,%20Desain%20Pengem bangan%20Kurikulum%20Pendidikan%20Agama%20Islam.pdf, Diakses pada 24/02/2020.

Sanaky, Hujair AH.  Makalah Seminar Untuk Kelas Internasional, (Hujair Sanaky, dosen tetap Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Sallis, Edwad,  Manajemen Mutu Pendidikan (Total Quality Manajemen),  IRCISoD, Jogjakarta,  2007

 

 

 

 

 

 



[1] Hery Noer Aly, Penciptaan Lingkungan Educatif dalam pembentukan Karakter: Studi Pemikiran Terhadap Aplikasi Pemikiran Ibnu Jama’ah,  Institut Agama Islam (IAIN) Bengkulu. Jurnal Peradaban Islam Tsaqofah, Email:Noeralyh@Yahoo.com. Volume Nomor 1 April 2012, p.53

[2] Irham Fahmi,  Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan Kasus, Penerbit ALFABETA Bandung Juli 2014, p. 1

[3] Prof, Dr, Syafaruddin, M.Pd, Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains dan Islam, (Perdana Publishing, Medan 2015),  p 55-56.

[4] Irham Fahmi S.E M.Si, Perilaku Organiasi (Teori, Aplikasi dan Kasus) (Penerbit AlFABETA Bandung, Juli 2014), p. 8

[5] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan kurikulum.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008), p. 193

[6] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan kurikulum.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008), p. 193-194

[7] Edwad Sallis, Manajemen Mutu Pendidikan (Total Quality Manajemen) ( Jogjakarta: IRCISoD) p. 31

[8] Didiyanto, Paradigma Pengembangan Kurikulum PAI di Lembaga Pendidikan,  SMP Nurul Jadid, Jurnal  Pendidikan Agama Islam, Edureligia, Vol.1,No 2, Juli- Desember ( 2017) p.125

[9]  Hery Noer Aly, Penciptaan Lingkungan Educatif dalam pembentukan Karakter: Studi Pemikiran Terhadap Aplikasi Pemikiran Ibnu Jama’ah,  Institut Agama Islam (IAIN) Bengkulu. Jurnal Peradaban Islam Tsaqofah, Volume Nomor 1 April 2012, p.40

[10] Heni Listiana, Pengembangan Kurikulum, (Penerbit IMTIYAZ surabaya september 2016), p 104-6

Posting Komentar untuk "ORGANISASI DAN DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA"