Fisiologi Pendengaran
Fisiologi Pendengaran

![]()
![]()
![]()
Nama:
Fajar Rafsanjani
(12711003)
Eva Rifqi Nofitri
(12711025)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM
INDONESIA
Pendahuluan
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur atas kehadirat rahmat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita. Pada
kesempatan kali ini, penugasan yang akan di bahas adalah tentang fisiologi
pendengaran. Yang membahas tentang mekanisme atau perjalannya masuknya suara ke
dalam telinga dan bagaimana perjalanannya ke dalam otak serta organ dalam yang
berperan dalam sistem pendengaran. Dalam makalah ini semoga dapat lebih
memahami tentang mekanisme pendengaran lebih jelas.
Isi
Telinga manusia
terbagi menjadi tiga bagian, mekanisme pendengaran akan melewati tiga bagian tersebut,
yaitu telinga luar (pinna, meatus auditorius eksternus), telinga media (membran
timpani, tulang kecil : maleus, incus, stapes), telinga dalam (kanalis
semisirkularis, koklea). Setelah melewati bagian tersebut, akan diteruskan ke
cortex cerebri di bagian temporal.
Pinna atau daun telinga berfungsi
untuk mengumpulkan gelombang suara dan kemudian menyalurkan ke saluran telinga
bagian luar. Saluran telinga tersebut disebut dengan meatus auditorius eksterna yang mengandung
kelenjar subasea dan seruminosa yang menghasilkan serumen atau tahi kuping yang
lengket dan menangkap kotoran dari luar telinga yang masuk kedalam telinga.
Pintu masuk menuju telinga tengah
dibatasi oleh membran timpani, membran ini akan bergetar ketika mendapatkan
rangsangan suara. Ada bagian yang menghubungkan telinga tengah dan faring yaitu
tuba eustakhius, saluran ini dalam keadaan normal adalah tertutup atau di saat
kita terdiam, dan akan membuka ketika kita menelan atau menguap. Membran
timpani bergetar dan akan menggetarkan tulang-tulang (osikulus), yaitu maleus
yang melekat pada membran timpani, incus dan stapes melekat pada oval window
(jendela oval). Pada saat membran timpani bergetar, maka ketiga tulang tersebut
akan bergetar dengan frekuensi yang sama, getaran ini memindahkan dari membran
timpani kemudian ke jendela oval yang akan menggetarkan cairan yang berada di
dalam kokhlea. Sistem osikulus akan memperkuat tekanan yang di timbulkan oleh
gelombang suara di udara. Itu karena luas permukaan membran timpani lebih besar
dan efek dari tuas osikulus yang menimbulkan penguatan, bekerja dengan jendela
oval 20 kali di banding dengan gelombang suara yang langsung mengenai jendela
oval, dan pada penekanan ini sudah dapat menggetarkan cairan di dalam koklea.
Pada saat berkontraksi ada dua otot yang terlibat yaitu otot stapedius yang di
persarafi oleh nervus VII yang merupakan otot skelet terkecil di tubuh manusia
dan untuk sebagai peredam suara ketika terjadinya suara keras dan menurunkan
sensitivitas pendengaran, dan otot tensor timpani yang merupakan nervus
trigeminus (N V) yang membatasi gerakan dan ketegangan yang meningkat pada
membran timpani untuk mencegah kerusakan pada telinga bagian dalam akibat suara
keras.
Koklea merupakan system pendengaran yang
bentuknya melingkar-lingkar dan menyerupai cangkang siput besarnya hanya
sebesar kacang polong yang berdekatan dengan dinding vestibuli. Koklea
mempunyai tiga bagian yang di dalamnya berisi cairan. Yang pertama adalah skala
media atau duktus kokhlearis merupakan kelanjutan dari membran labirin yang
membentuk terowongan di sepanjang tengah kokhlea dan hampir mencapai ujung
kokhlea, dan duktus kokhlearis berisi cairan endolimfe. Yang kedua adalah skala
vestibuli yang berada di atas skala media yang berakhir pada venestra vestibuli.
Dan yang ketiga adalah skala timpani yang berada di bawah skala media. Skala
timpani dan skala vestibuli mengandung carian perilimfe yang menyerupai cairan
serebrospinal.
Saat stapes
bergerak ke dalam menghadap ke fenestra ovalis maka fenestra rotundum akan
menonjol ke luar. Pada saat ada gelombang suara yang masuk, maka membrane
basilar akan bergetar menekuk ke arah fenestra rotundum, pada saaat itu cairan
perilimfe akan berjalan ke sepanjang membrane basilar ke arah helikotrema. Ujung
dari cairan skala vestibule dan timpani adalah hilikotrema. Membran basilar
memisahkan saluran kokhlea dari skala timpani. Yang memisahkan saluran kokhlea
dari skala vestibula yaitu membran
vestibula, membran basilar mengandung organ corti yang sensitif secara elektromekanik.
Organ corti mengandung sel rambut yang membangkitkan impuls saraf sebagai
respon terhadap getaran membran basilar, sebagai reseptor suara. Dari permukaan
masing-masing sel rambut yang menonjol di kenal sebagai stereosilia yaitu
tonjolan yang menyerupai tenda untuk menutupi organ corti. Stereosilia akan
bergerak karena adanya pergerakan dari membran tektorium yang bergerak akibat
stimulus suara yang datang. Di dalam membran basilar ada dua sel rambut, yaitu
sel rambut dalam dan sel rambut luar. Satu baris sel rambut dalam atau IHC
(inner hair cells) sebagai impuls listrik getaran yang menyampaikan pesan
getaran ke cortex cerebri. Stereosilia bergerak maju mundur yang membuka dan
menutup saluran ion berpintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi
depolarisasi ketika membran basilar terangkat yang meningkatkan pelepasan
neurotransmitter dan muatan di serat aferen dan hiperpolarisasi saat pergeseran
arah yang berlawanan, laju lepas muatan berkurang saat lebih sedikit
mengeluarkan neuro transmitter. Ada tiga baris sel rambut luar atau OHC (outer
hair cells) yaitu sel rambut yang mengirim sinyal ke otak melalui serat aferen,
di induksi di koklea pada nada rendah. Sel rambut memendek saat terjadi
depolarisasi dan memanjang saat terjadi hiperpolarisasi yang memperkuat atau
menegaskan gerakan pada membrane basilar. Pada saat OHC di pindahkan dan
mengasilkan perangsangan kepada IHC mungkin dengan membelokkan stereocilia
mereka, diikuti dengan eksitasi dari serat saraf pendengaran. OHC sebagai
penguat koklea Seperti itulah peningkatan respon sel terhadap sel rambut dalam,
reseptor sensorik yang sebenarnya menyebabkan sangat peka terhadap intensitas
suara yang masuk dan itulah kenapa kita dapat membedakan berbagai macam jenis
nada suara.
Korteks
pendengaran terdapat di temporal nervus vestibulicochlearis (VIII).
Neuron-neuron di aktifkan dengan nada-nada tertentu yaitu setiap regio di
korteks auditorius tereksitasi pada nada nada tertentu yang terdeteksi oleh
membran basilaris. Dalam perjalanan pendengaran, jalur saraf antara organ corti
dan korteks auditoris yang melibatkan beberapa sinaps dengan yang paling
menonjol di batang otak dan nucleus genikulatum medialis di thalamus. Kemudian
thalamus menyalurkan sinyal ke atas dan di salurkan ke lobus temporalis, serat
bersilang di batang otak.
Jaras
Pendengaran
Serabut saraf dari ganglion
spiralis corti yang memasuki nucleus koklearis dorsalis dan ventralis, disini
semua bersinaps. Kemudian neuron kedua berjalan ke sisi yang berlawanan dan
berakhir di nucleus olivarius superius kemudian naik ke atas yaitu leminkus
lateralis dan ad yang beberapa berakhir pada nucleus ini, selanjutnya ke
kolikulus inferior yang kebanyakan serabut bersinaps disini. Dan selanjutnya
berjalan ke tempat dimana semua bersinaps yaitu nucleus genikulatum medial lalu
ke radiasio auditorius ke korteks auditori yang terletak pada gyrus superior di
lobus temporalis.
Daftar
Pustaka
Guyton, A.C., Hal, J.E.,
2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed.
11 Irawati., Ramadhani,D.,
Indriyani,F.,Dany,F.,Nuryanto,I.,Rianti,SPP.,Resmisari,T.,Suyono,YJ(Alih
Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Sherwood, Lauralee., 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. ed.
6. Pendi, Brahm U., 2012 (Alih Bahasa) Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Torora, G.J., Derricson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology, ed
12.,
Posting Komentar untuk "Fisiologi Pendengaran"