PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LAPORAN PTK
Yang diampu oleh: Drs. H. Hajar Dewantara, S. Ag
Oleh:
Y.A. Amirullah (12422088)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014/2015
A. LAPORAN PTK
Laporan PTK adalah laporang yang dilakukan di dalam kelas . dalam literature berbahasa inggris ,PTK di dalam bahasa inggris disebut sebagai classroom research .sebagai mana penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berkembang di beberapa Negara .PTK dapat di definisikan sebagai suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan . yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan –tindakan mereka dalam melaksanakan tugas , memperdalam pemahaman terhadap tindakan –tindakan yang dilakukan itu ,serta memperbanyak kondisi –kondisi di mana praktek –praktek pembelajaran tersebut dilakukan . untuk mewujudkan tujuan –tujuan tersebut ,PTK itu dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (clycical ) yang terdiri dari 4 tahap :
1. Merencanakan
2. Melakukan
3. Mengamati
4. Merefleksi
a) Konsep dasar laporan PTK
Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (terma- suk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kijian ini dija- dikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan eva- luasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya
Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk peneli- tian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksana- kannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.
1. Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
2. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran.
3. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik).
6. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Menurut Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
b) Struktur Laporan PTK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Pebelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian teoritik
1. Definisi Variabel Y
2. Definisi variable x
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka berpikir
D. Hipotesisi Tindakan
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Langkah – Langkah Penelitian
1. Rencana Tindakan
2. Implementasi Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
E. Data dan Cara pengumpulannya
F. Teknik Analisis data
BIBLIOGRAFI
LAMPIRAN
Untuk itu diperlukan suatu desain dan prosedur PTK, yang dapat memberikan petunjuk kepada guru bagaimana melakukan PTK dengan baik.
Desain PTK
Desain PTK berbentuk siklus-siklus. Satu siklus terdiri atas empat fase, yaitu, (1) fase perencanaan (planning), (2) fase pelaksanaan (action), (3) fase observasi/pemantauan (observation), dan (4) fase refleksi (reflection). Hubungan keempat fase dapat digambarkan sebagai berikut.
(1). Fase Perencanaan (Planning)
Pada siklus pertama, perencanaan tindakan (planning) dikembangkan berdasarkan hasil observasi awal. Dari masalah yang ada dan cara pemecahannya yang telah ditetapkan, dibuat perencanaan kegiatan pembelajarannya (KBM). Perencanaan ini persis dengan KBM yang dibuat oleh guru sehari-hari, termasuk penyiapan media, dan alat-alat pemantauan perkembangan pembelajaran seperti lembar observasi, tes, catatan harian, dan lain-lain.
(2). Fase Pelaksanaan (Action)
Fase ini adalah pelaksanaan KBM yang telah direncanakan. Pelaksanaan ini berjalan sesuai dengan kegiatan mengajar sehari-hari, dengan menggunakan satuan pelajaran dan skenario pembelajaran yang telah disusun pada fase planning di atas.
(3). Fase Observasi/pemantauan (Observation)
Dalam fase observasi, dilakukan beberapa kegiatan seperti pengumpulan data yang diperlukan. Untuk mendapat data ini, diperlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data. Dalam fase ini juga dilakukan analisis terhadap data, dan interpretasinya. Fase ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan (action), dan pada akhir tindakan. Data yang diambil selama pelaksanaan tindakan misalnya observasi perilaku siswa dan observasi terhadap jalannya PBM. Data yang diambil setelah pelaksanaan tindakan (setelah PBM) misalnya hasil belajar yang didapatkan melalui tes, dan data pendapat siswa melalui wawancara.
(4). Fase Refleksi (Reflection)
Fase ini terdiri atas refleksi kritis dan refleksi diri. Refleksi kritis adalah pemahaman secara mendalam atas temuan siklus tersebut, dan refleksi diri adalah mengkaji kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama siklus berlangsung. Dengan demikian, fase ini berisi kegiatan analisis data, pemaknaan hasil analisis, pembahasan, penyimpulan, dan identifikasi upaya tindak lanjut. Hasil identifikasi tindak lanjut, selanjutnya menjadi dasar dalam menyusun perencanaan (planning) siklus berikutnya.
Prosedur PTK
Secara prinsip terdapat beberapa langkah yang mesti dilakukan dalam suatu PTK, sebagai berikut.
(1). Identifikasi Masalah
Tahap ini sebenarnya mencakup beberapa hal yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam PTK, yaitu merasakan adanya masalah, menemukan masalah, menganalisis masalah, dan merumuskan masalah dalam bentuk masalah penelitian.
Pengalaman penulis bertemu dengan guru-guru adalah bahwa mereka cenderung tidak merasakan adanya masalah dalam pembelajarannya. Sebagian menganggap bahwa kalau pun ada hal-hal yang tidak ‘pas‘, itu dianggap wajar saja terjadi. Sebagian memang menganggap tugas mereka hanyalah mengajar, bukan menyelesaikan masalah. Guru yang dapat merasakan adanya masalah adalah guru yang seringkali merasa tidak puas dengan hasil pembelajaran yang dilakukannya. Dia selalu bertanya-tanya kenapa misalnya, perilaku anak-anak dikelasnya kurang disiplin, padahal tak kurang dari sehalaman penuh peraturan disiplin telah dipajang dalam sebuah bingkai yang cantik, serta pelajaran budi pekerti yang selalu diselipkan dalam setiap pelajaran.
Dari ketidakpuasan itu guru akan mencoba mencari masalahnya (What is the problem?) Banyak cara yang dapat dilakukan seperti menanyai murid secara langsung maupun tidak langsung, mencermati hasil-hasil ulangan maupun tugas-tugas murid, mengamati secara lebih dalam tingkah laku murid, dan lain-lain. Kegiatan ini disebut observasi awal.
Setelah masalah ditemukan, guru melakukan analisis masalah, untuk menemukan penyebabnya (Why this problem happened?). Cara-cara di atas dapat pula dilakukan untuk mendapat jawaban, juga sangat penting mendiskusikannya dengan tim kolaborasi.
Setelah masalah dapat diidentifikasi, maka dibuat rumusan masalahnya.
(2). Menetapkan Fokus
Dari permasalahan tersebut akan dapat dilihat faktor-faktor apa saja yang terlibat. Antara lain, faktor murid (kesulitan belajar, kurang perhatian, miskonsepsi, dsb), faktor guru (salah strategi, kebiasaan guru yang mengganggu seperti terus-menerus memperbaiki letak kacamata), faktor penunjang (buku ajar yang kurang cocok, media, ruang kelas yang sempit dan gelap). Dalam hal ini sangat penting untuk menetapkan faktor-faktor yang paling berpengaruh sebagai fokus/variabel. Perhatikan bahwa fokus yang terlalu sedikit/sempit mungkin tak mampu mewakili masalah yang sebenarnya; dan fokus yang terlalu luas/banyak, sangat sulit untuk ditangani.
Penetapan fokus terkait dengan penetapan indikator kinerja. Indikator kinerja adalah standar pencapaian hasil yang ditetapkan oleh peneliti, sesuai dengan kebutuhannya/ masalah yang hendak dipecahkan. Contoh, dapat masalah kesulitan belajar yang ditunjukkan dengan prestasi yang rendah, guru dapat menetapkan indikator kinerja berupa mastery learning, yaitu minimal 80 persen murid mencapai ketuntasan belajar minimal 65 persen.
(3). Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah, terlebih dahulu perlu dilakukan kajian teori dan empiris (hasil-hasil penelitian), dan/atau diskusi dengan tim maupun ahli dalam masalah tersebut. Guru seringkali menghindari kajian teori karena kurangnya bacaaan yang tersedia, namun untuk dapat menemukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik memang diperlukan wawasan yang cukup. Materi-materi dari MGMP, makalah dari penataran, dan tulisan-tulisan dari jurnal sangat membantu dalam hal ini. Dari hasil kajian itu guru menetapkan cara pemecahan masalah.
(4). Melaksanakan Siklus-Siklus
Telah diketahui bahwa PTK menggunakan desain siklus dalam pelaksanaannya. Siklus pertama diawali dengan observasi awal, dan seterusnya. Siklus kedua dan seterusnya tergantung pada hasil refleksi siklus sebelumnya. Dengan demikian, banyaknya siklus dalam suatu PTK tidak dapat ditentukan sejak awal. PTK berakhir apabila indikator kinerja telah tercapai.
Karena itu, keempat fase dalam suatu siklus harus tuntas dikerjakan sebelum memulai siklus berikutnya. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian konvensional dimana analisis data dilakukan paling akhir, yaitu setelah semua data terkumpul.
(5). Melakukan Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil-hasil dari setiap siklus selanjutnya dibahas setelah siklus terakhir tuntas. Hasil-hasil ini dapat memberikan gambaran perkembangan yang terjadi dari siklus ke silkus secara linier. Disini akan dapat pula dilihat fenomena-fenomena menarik yang merupakan ciri umum yang terjadi dalam upaya pemecahan masalah tersebut. Bagian ini dapat menjadi ‘gong‘ dari seluruh proses penelitian yang dilakukan.
(6). Menulis Laporan
Semua kegiatan yang dilakukan mesti dilaporkan dalam bentuk karangan ilmiah (lihat format laporan). Sesungguhnya menulis laporan ini tidak sulit, bila setiap hal yang terjadi dicatat dengan rapi. Misalnya, hasil-hasil pelaksanaan setiap siklus telah disusun dengan baik setiap siklus tersebut berakhir.; sehingga ketika menulis laporan guru hanya mengkompilasi hasil-hasil tersebut. Perhatikan aturan penulisan dalam karya ilmiah, sebab ini penting apabila laporan tersebut digunakan untuk pengusulan kenaikan pangkat.
Sangat baik jika laporan tersebut dapat diseminarkan antara sesama guru sejenis, seperti di MGMP. Paling tidak ada dua manfaat utama dilakukannya seminar hasil-hasil PTK. Yang pertama, guru peneliti bisa mendapat masukan yang berguna untuk menambah kualitas karyanya. Yang kedua, terjadinya diseminasi hasil PTK pada guru-guru, sebagai pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi guru-guru lain.
4. Contoh-Contoh Masalah
(1). Seorang guru PPKn merasa gundah melihat perilaku anak didiknya di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru itu menilai murid-murid tidak disiplin, baik dalam melakukan tugas-tugas pelajaran, tugas-tugas sekolah, maupun dalam hubungannya dengan interaksi sesama teman. Murid-murid sering bolos dan jarang membuat PR. Interaksi sehari-hari kurang baik, misalnya mereka sering berteriak walaupun hanya untuk meminjam pensil..
Guru itu berfikir, semestinya disiplin tersebut mereka pelajari dalam PPKn. Dia sendiri merasa telah mengajar disiplin dengan baik, terbukti dari hasil ulangan mereka dalam pokok bahasan disiplin bagus-bagus. Setelah melakukan identifikasi masalah, guru itu menyadari bahwa strategi pembelajarannya masih menekankan pada unsur pengetahuan saja, padahal untuk mengembangkan moral yang baik, diperlukan penghayatan terhadap nilai-nilai.
Guru itu memutuskan untuk melakukan PTK dengan menggunakan teknik-teknik klarifikasi nilai (value clarification techniques/VCT) sebagai cara pemecahan masalah.
(2) Seorang guru fisika menemukan bahwa murid-muridnya menemui kesulitan memahami sifat air. Murid tidak mampu membedakan volume air dalam wajan dengan air dalam tabung. Mereka selalu menganggap air dalam wajan lebih banyak karena permukaannya lebih lebar. Telah terjadi miskonsepsi dalam memahami sifat-sifat air. Jika Anda seorang guru fisika, apa yang Anda lakukan? Apakah cara Anda ini telah pernah diterapkan dalam kelas tersebut?
(3). Seorang guru melihat bahwa kelas yang diajarnya adem ayem saja. Padahal, berpartisipasi dalam kegiatan kelas seperti menjawab pertanyaan, mengajukan alasan, dan sebagainya sangat penting untuk meningkatkan pemahaman. Untuk mengatasi masalah ini, guru memutuskan menggunakan strategi-strategi belajar kooperatif (cooperative learning strategies) seperti Jigsaw dan Group Investigation untuk membuat murid lebih aktif.
5. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data
Berikut ini diberikan contoh-contoh instrumen pengumpul data dan beberapa cara menganalisisnya. Pada prinsipnya, dalam PTK pengumpulan data bersifat on-going, simultan dengan proses pembelajaran. Karena itu perlu diusahakan teknik pengumpulan dan analisis data yang sederhana dimana guru dapat melakukannya tanpa mengorbankan terlalu banyak waktu, tetapi tetap sesuai dengan kebutuhan.
C) Analisis Interaktif
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data pada jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif atau dengan kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik analisis data pada penelitian tindakan, yaitu:
1. Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif dapat diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum
2. Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat dilakukan untuk mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dsb.
3. Mengajukan pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang dapat membentuk informasi yang bermakna
4. Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek, data, proses pembelajaran, masalah, dsb.
5. Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti.
6. Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll.
7. Mengemukakan apa yang belum ditemukan.
SIKLUS I, II DAN III
SIKLUS PTK
KETERANGAN :
M : merencanakan
L :Melaksanakan
R : Refleksi
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
Dari siklus diatas dapat di jelaskan bahwasannya antara siklus tersebut saling bekaitan dan tentunya ada perkembangan yang terjadi pada siklus I ,II dan III.
B. ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK )
ARTIKEL:
Artikel ilmiah adalah karya ilmiah yang di khususkan di terbitkan di jurnal ilmiah. ada dua bentuk artikel ilmiah yaitu konseptual artikel yang diangkat dari gagasan atau ide penulis dan artikel penelitian yang diangkat dari has ail penelitian . perbedaan pada dua jenis artikel pada isi. Jika dalam artikel konseptual dan bagian penutup hanya berisi artikel yang bisa terdiri atas beberapa subbab , dalam artikel penelitian dan bagian penutup terdapat bagian landasan teoritis ,metode penelitian dan pembahasan. sedangkan artikel ilmiah PTK( penelitian tindakan kelas ) merupakan penelitian yang didasarkan pada pada ruang kelas terhadap peserta didik.
Ada beberapa contoh misal tentang makalah atau artikel ilmiah mengenai PTK:
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan kelas adalah salah satu istilah yang sering kita dengar dalam siklus pendidikan sehari – hari . tetapi apa sebenarnya artinya ? jika anda bertanya kepada tiga orang untuk mendefinisikan penelitian tindakan kelas , anda boleh jadi akan menemukan tiga definisi yang berbeda .
Secara khusus ,penelitian tindakan kelas , dikerjakan dengan latar sekolah .itu merupakan suatu proses reflektif yang memungkinkan penyelidikan dan diskusi sebagai komponen dari “penelitian “ .sering .penelitian tindakan kelas merupakan aktivitas kolaboratif diantara mitra kerja dalam mencari solusi dan masalah sehari – hari , masalah – masalah yang nyata disekolah , atau mencari cara – cara untuk meningkatkan pengajaran dan meningkatkan prestasi siswa . alih –alih bersifat teoritis . penelitian tindakan kelas memungkinkan para praktisi untuk memenuhi perhatian yang paling dekat bagi mereka , terhadap hal – hal yangdapat mereka pengaruhi dan mereka ubah .
Para praktisi bertanggung jawab terhadap semakin banyak nya keputusan dalam menjalankan sekolah dan mereka mesti memegang akuntabilitas public terhadap prestasi siswa . proses penelitian tindakan kelas membantu para pendidik dalam menakar kebutuhan .mendokumentasikan langkah –langkah penyeldidikaan , menganalisis data dan membuat keputusan .
Buku ini mendiskusikan beberapa jenis peneltian tindakan kelas .sejarahnya dan prosesnya yang mungkin di gunakan untuk mendorong para pendidik melakukan penelitian tindakan kelas dua cerita dari dunia praktik yang di tulis oleh guru – guru mengenai refleksi mereka sendiri dalam proses tersebut di berikan sebagai ilustrasi dari sebuah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan proses dimana para partisipasi mengkaji praktik pendidikan sendiri secara sistematis dan cermat , menggunakan teknik – teknik penelitian ini di dasarkan pada asumsi –asumsi berikut :
- Para guru dan kepala sekolah bekerja dengan baik berdasarkan masalah – masalah yang mereka identifikasikan sendiri .
- Para guru dan kepala sekolah akan lebih efektif bila di dorong untuk mengkaji dan menilai karya mereka sendiri dan kemuian mempertimbangkan cara – cara kerja yang berbeda .
- Para guru dan kepala sekolah saling membantu memlalui bekerja secara kolaboratif .
- Bekerja dengan para mitra kerja membantu para guru dan kepala sekolah dalam pengembangan profesi mereka (watta, 1985:118 ).
Kendatipun terdapat banyak jenis penelitian yangdapat dilakukan , penelitian tindakan kelas secara khusus merujuk pada suatu penyeledikan yang dilakukanoleh seorang guru dengan maksud bahwa penelitian tersebut menginformasikan dengan mengubah praktik mereka di masa yang kan datang . penelitian ini di laksanakan dengan konteks lingkungan guru tersebut yakni dengan para siswa dan diskeolah di tempat guru tersebut bekerja – mengatasi masalah – maslah pendidikan yang di hadapi . sementara orang yang mencari profesionalisasi lebih tinggi mengatakan bahwa para guru mesti terus menerus melakukan penelitian dan pendidikan mereka sendiri tentang bidang keahlian mereka , hal iniberbeda dari studi mengenai pertanyaan – pertanyaan pendidikan yang muncul dari praktik pengajaran .
Secara implisit istilah Penelitian Tindakan Kelas adalah ide bahwa para guru akan memulai suatu siklus penempatan masalah, pengumpulan data, refleksi, dan pemutusan suatu tindakan. Ketika keputusan-keputusan ini dimulai untuk mengubah lingkungan sekolah, sederetan keadaan yang berbeda muncul dengan problem-problem yang berbeda, yang memerlukan pandangan baru. Dengan demikian, banyak aktivitas Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan suatu masalah tertentu untuk dipecahkan, yang solusinya mengarah pada bidang-bidang kajian yang lain. Di satu sisi mungkin guru bekerja sendiri dalam penelitian ini, di sisi lain mungkin juga bekerja dengan sejumlah guru lain untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah, agar memeroleh dukungan dan bimbingan dari administrator, pakar universitas, dan lain-lain. Pada saatnya seluruh sekolah dapat memutuskan untuk menangani penelitian lingkup sekolah untuk mengatasi isu umum, atau bekerja sama dengan pihak lain untuk mengkaji isu-isu yang berskala kecamatan.
Penelitian Tindakan Kelas tidak seperti yang biasa kita pikirkan ketika mendengar kata “penelitian.” Penelitian Tindakan Kelas adalah bukan penelitian perpustakaan di mana kita belajar lebih banyak mengenai suatu topik yang menarik minat kita. Ini bukan problem solving dalam arti mencoba menemukan kesalahan, melainkan lebih kepada suatu pencarian pengetahuan mengenai bagaimana meningkatkan atau memperbaiki. Penelitian Tindakan Kelas bukanlah mengenai penelitian tentang atau mengenai orang-orang, atau menemukan semua informasi yang tersedia untuk suatu topik untuk menemukan jawaban yang benar. Penelitian ini melibatkan orang-orang yang bekerja untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan, teknik-teknik, dan strategi-strategi mereka. Penelitian Tindakan Kelas adalah bukan tentang mengapa pembelajaran kita lakukan dengan hal-hal tertentu, melainkan lebih kepada bagaimana kita dapat melakukan hal – hal tertentu , melankan lebih kepada bagaimana kita dapat melakukan hal – hal tertentu dengan lebih baik . ini tentang bagaimana dapat mengubah pengajaran kita dan mengubah para siswa .
Bagian yang membingungkan yang kita temukan ketika kita mendengar istilah “Penelitian Tindakan Kelas” adalah adanya perbedaan-perbedaan jenis Penelitian Tindakan Kelas dilihat dari partisipan-partisipan yang terlibat. Suatu rencana penelitian dapat melibatkan seorang guru saja untuk menyelidiki suatu isu di kelasnya, sekelompok guru yang bekerja dengan suatu maslah untuk umum , atau tim guru –guru dan lainnya yang memfokuskan pada isu dengan lingkup sebuah sekolah atau daerah.
Biasanya guru perseorangan meneliti dengan memfokuskan pada sebuah isu tunggal di kelas. Guru tersebut mungkin mencari solusi masalah-masalah pengelolaan kelas, strategi-strategi pengajaran, penggunaan bahan-bahan, atau pembelajaran siswa. Para guru mungkin mendapatkan dukungan dari supervisor atau kepala sekolah, seorang pengajar untuk matapelajaran yang mereka teliti, atau para orangtua. Masalah tersebut merupakan salah satu yang diyakini guru sebagai bukti di kelasnya dan merupakan salah satu yang dapat diatasi sendiri. Penelitian ini kemudian ditindak-lanjuti sedemikian rupa dengan pengumpulan data atau dicarikan siswa untuk berpartisipasi. Salah satu kelemahan dari penelitian yang dilakukan sendirian adalah hasilnya tidak dapat dibagi bersama dengan orang lain kecuali guru tersebut mempresentasikan pada pertemuan sekolah, pada suatu konferensi, atau mengirimkan laporan tertulis ke jurnal atau news letter . bagi beberapa guru mungkin terus – terusan mengatasi masalah yang sama tanpa memiliki pengetahuan tentang karya orang lain.
Penelitian di lingkup sekolah memfokuskan tentang isu-isu yang umum bagi semua pihak. Misalnya, sebuah sekolah memiliki perhatian pada kurangnya keterlibatan orangtua dalam aktivitas sekolah, dan mencari suatu cara untuk melibatkan orangtua lebih luas lagi agar mendapatkan cara-cara yang efektif. Atau, suatu sekolah mungkin berusaha mencari pembuatan struktur pengambilan keputusan dan organisasi. Tim dari staf dari sekolah tersebut bekerja sama untuk mempersempit masalah , mengumpulkan dan menganalisis data ,dan memutuskan sebuah rencana untuk di tindak lanjuti .
Sebuah contoh penelitian tindakan kelas untuk seklah dapat mengkaji skor- skor tes untuk mengidentifikasi bidang – bidang yang perlu di perbaiki dan kemudian menentukan sebuah rencana tindakan untuk meningkatkan prestasi siswa.
Kontribusi tim kerja dan individu secara keseluruhan amat penting , dan mungkin hal itu dapat menjadi masalah yang muncul ketika tim tersebut berusaha mengembangkan suatu proses dan membuat komitmen satu sama lain .keika hambatan – hambatan ini teratasi , akan terjadi perassaan memiliki dan perasaan puas sebagai hasil usaha sekolah ini.
Penelitian berskala kecamatan jauh lebih kompleks dan memerlukan sumberdaya yang lebih banyak, tetapi hasilnya dapat lebih besar. Isu-isu yang diteliti dapat berbasis organisasi, komunitas, kinerja, atau proses pembuatan keputusan. Sebuah kecamatan mungkin memilih untuk mengatasi suatu masalah umum di beberapa sekolah atau sebuah manajemen organisasi. Selanjutnya diperlukan dokumentasi untuk menjaga setiap orang tetap berada di posisinya, dan kemampuan untuk mempertahankan proses itu. Pengumpulan data dari semua partisipan memerlukan komitmen dari staf dan perlu dilakukan dengan kejujuran mereka untuk berbagi dan memenuhi tenggat waktu yang telah disepakati dalam penyelesaiannya. Hal yang positif, sekolah benar-benar mereformasi dan berubah dalam kinerja didasarkan pada pemahaman umum melalui penyelidikan. Keterlibatan kelompok-kelompok yang berkepentingan di lokasi sekitar dapat menambah energi terhadap proses tersebut dan menciptakan suatu lingkungan yang mendukung.
SEJARAH SINGKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ide penggunaan penelitian dalam suatu latar yang “alamiah” untuk mengubah cara guru berinteraksi dengan latar tersebut dapat dilacak kembali pada Kurt Lewin, seorang psikolog sosial dan pendidik yang melakukan pengembangan Penelitian Tindak-an Kelas sepanjang 1940-an di Amerika Serikat. “Lewin dihargai karena menciptakan istilah “penelitian tindakan” (McFarland & Stansell, 1993). Topik-topik yang dipilih untuk studinya berkenaan secara langsung dengan konteks isu tersebut. Prosesnya bersifat siklus, mencakup suatu “pola perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang tidak linear mengenai perubahan dalam situasi-situasi sosial” (Noffke & Stevenson, 1995). Stephen Corey di Fakultas Keguruan Universitas Columbia merupakan salah satu di antara orang yang pertama menggunakan Penelitian Tindakan Kelas di bidang pendidikan. Ia yakin bahwa metode ilmiah dalam bidang pendidikan akan membawa perubahan karena para pendidik akan terlibat baik dalam penelitian maupun aplikasi informasi . corey merangkum banyak pemikiran di belakang calon cabang penelitian ini.
Kami yakin bahwa kecenderungan untuk meneliti… akibat dari pengajaran kita lebih mungkin untuk berubah dan meningkatkan praktik-praktik kita daripada membaca mengenai hal yang di temukan oleh orang lain dalam pengajarannya (corey 1953)
Corey percaya bahwa nilai Penelitian Tindakan Kelas merupakan perubahan yang terjadi dalam praktik sehari-hari lebih dari sekadar generalisasi pada khalayak yang lebih besar. Ia memandang kebutuhan bagi para guru dan peneliti untuk bekerja sama. Tetapi, pada pertengahan 1950-an, Penelitian Tindakan Kelas dikritik sebagai hal yang kurang ilmiah, hanya sedikit di atas pendapat umum, dan kerja amatiran (McFarland & Stansell, 1993). Minat dalam Penelitian Tindakan Kelas akan menyusut dalam beberapa tahun mendatang sebagai percobaan-percobaan dengan desain penelitian dan pengumuman data kuantitatif menjadi ketentuan .
Menjelang 1970-an terlihat lagi kemunculan Penelitian Tindakan Kelas. Para praktisi pendidikan bertanya tentang tingkat aplikabilitas desain dan metodologi penelitian ilmiah sebagai peranti untuk memecahkan isu-isu pendidikan. Hasil dari banyak penelitian yang didanai pemerintah federal di Amerika serikat tampaknya bersifat teoritis ,tidak di landasi praktik .
Praktik Penelitian Tindakan Kelas selain layak juga di-anggap mengandung nilai yang baik. Dengan berjalannya waktu, definisi Penelitian Tindakan Kelas memiliki banyak arti. Penelitian itu sering dianggap sebagai sebuah alat untuk pengembangan profesional, membawa fokus yang lebih besar pada guru daripada saat-saat sebelumnya (Noffke & Stevenson, 1995). Penelitian tersebut semakin penting sebagai alat untuk reformasi sekolah, seperti halnya fokus yang amat individual yang memungkinkan untuk keterlibatan baru dalam perubahan pendidikan.
Penelitian Tindakan Kelas menekankan keterlibatan para guru dalam masalah-masalah di kelas mereka dan memiliki tujuan utama memenuhi pelatihan dan pengembangan internal dari guru tersebut lebih dari sekadar pemilikan pengetahuan umum di bidang pendidikan (Borg ,p 313 )
a) Konsep Dasar Artikel
Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa konsep dasar PTK yang ada dalam beberapa konsep yang dilakukan dalam penelitian kelas . ada hal – hal beberapa pengertian tentang PTK:
Pengertian Dan Karakteristik Ptk
Hopkins (1993) mendefinisikan PTK sebagai berikut :…a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.
Dari definisi di atas, dapat kita cermati bahwa PTK merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dari pelaku penelitian tersebut. PTK dilakukan dalam suatu situasi sosial (termasuk didalamnya situasi pendidikan) dalam upaya memantapkan alasan dan ketepatan dari (a) praktik pembelajaran pelaku penelitian (guru), (b) pemahaman terhadap praktik tersebut, dan (3) situasi dimana praktik tersebut dilakukan. Dengan pengertian di atas, jelaslah bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan karena adanya kebutuhan pada saat itu, suatu situasi yang memerlukan penanganan langsung dari pihak yang bertanggungjawab atas penanganan situasi tersebut (guru).
Berdasarkan pengertian di atas, PTK memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut.
1. PTK adalah suatu penelitian tentang praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri(aninquiryon practice from within). Kegiatan penelitian oleh guru ini dipicu oleh permasalahan praktis yang riil terjadi dan dialami langsung (jadi, bersifat spesifik-kontekstual, practice driven), dan bagaimana masalah tersebut ditangani secara langsung pula (action driven). Hal ini mengisyaratkan bahwa guru committed dalam pembelajarannya, termasuk bersedia mengubah diri (praktik pembelajarannya) bila situasi menghendaki demikian. Jadi, guru secara terus-menerus mencermati praktiknya dan permasalahan yang timbul, serta aktif mencari alternatif-alternatif pengentasan masalah yang dihadapinya. Melalui PTK, guru akan terbiasa menghadapi tantangan dan bersedia membuka diri bagi pengalaman dan berbagai proses pembelajaran yang baru. Dengan demikian, dalam PTK guru mengalami suatu involvement, keterlibatan langsung dalam PTK, dan improvement, perbaikan cara kerja dan pola fikir pedagogik (McNiff, 1992).
2. Kerjasama kesejawatan antara para pelaku PTK (kolaboratif). Kerjasama kesejawatan mengisyaratkan bahwa dalam melakukan PTK, semua anggota tim peneliti bekerja dalam kesetaraan dalam semua tahapan PTK. PTK tidak menganut pendekatan misionaris, dimana satu pihak berposisi membimbing pihak lainnya. Hal ini perlu ditekankan karena kolaborasi seringkali terjadi antara dosen/peneliti dari perguruan tinggi dengan guru. Dosen tersebut menganggap dirinya terjun membina guru, hal ini keliru. Dosen mungkin saja lebih paham dalam teori-teori pembelajaran, terutama teori-teori baru; tetapi guru adalah orang yang paling tahu mengenai kondisi/situasi yang sedang dihadapi. Karena itu, hubungan guru-dosen adalah hubungan kesejawatan, bukan satu lebih tinggi dari yang lain. Hubungan kesejawatan ini juga memiliki dampak positif lain; yaitu terbangunnya jembatan LPTK-sekolah dimana dosen semakin akrab dengan lapangan, sementara guru dapat menimba inovasi-inovasi yang ditawarkan dosen.
Kemmis dan McTaggart (1988) menyebutkan lima prinsip kolaboratif dalam PTK, yaitu (a) penghargaan terhadap waktu, (b) pembuatan keputusan bersama, (c) partisipasi yang terbuka dan seimbang dalam diskusi, (d) menetapkan persetujuan yang bersifat mengikat, dan (e) pembagian tugas yang adil.
3. PTK adalah suatu kegiatan reflektif yang dipublikasikan (a reflective practice, made public). Karakteristik ini menekankan bahwa, meskipun PTK adalah suatu tindakan reflektif (a reflective practice), namun dalam PTK guru bertindak sebagai guru peneliti (teacher-researcher) yang mengkaji permasalahannya secara sistematis dan mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang cocok. Laporan dari PTK disebarluaskan (made public) pada sejawat guru (peer review), dan ini merupakan suatu situasi yang baik untuk peningkatan profesionalisme.
Adapun perbandingan PTK dengan penelitian formal yang bisa kita lakuakan dalam suatu penelitian diantaranya sebagai berikut :
Perbandingan antara penelitian Formal dengan PTK
NO. DIMENSI PTK PENEL. FORMAL
1. Tujuan Meningkatkan praktik pembelajaran dalam konteks Menguji dan menemu-kan pengetahuan baru yang dapat digenera-lisasikan
2. Motivasi Tindakan penanggulangan masalah Memperoleh kebenaran ilmiah
3. Sumber masalah Diagnosis status (dalam situasi spesifik) Deduksi-induksi
4. Peneliti Pelaku langsung (dari dalam konteks) Dari luar konteks
5. Subjek penelitian Spesifik (kasus) Sampel yang represent-tatif
6. Metode penelitian “longgar’ ‘ketat’
7. Interpretasi hasil Pemahaman melalui refleksi kritis dan refleksi diri Menjelaskan fenomena untuk membangun teori
8. Hasil akhir Peningkatan kualitas pembelajaran (proses dan produk) Pengetahuan, prosedur, maupun materi yang teruji (produk)
(Adaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, Proyek PGSM, 1999)
b) Struktur Artikel
Ada beberapa uraian yang di dapat dari uraian struktur artikel diantaranya :
- Bagian pembuka
- Bagian tubuh :pendahuluan ,isi dan penutup.
- Bagian penutup : kesimpulan dan saran
- Bagian paling akhir : kepustakaan
Kerangka Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
JUDUL
• Judul yang sesuai untuk PTK:
• Upaya peningkatan Y melalui X bagi siswa
• kelas…SD/SMP/…pada semester… tahun…
• Peningkatan Y melalui X bagi ….
• Optimalisasi Y melalui X bagi…
• Penggunaan X untuk meningkatkan Y bagi..
• Meningkatkan Y melalui X bagi ….
• Melalui X untuk meningkatkan Y bagi ….
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah berisi:
• Kondisi yang diidealkan
• Masalah yang dihadapi dan indikatornya
• Penyebab munculnya masalah
• Solusi yang ditawarkan peneliti: konsep solusi dan rasionalnya
*) Urutannya bisa diubah 2, 3, 1, 4
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah berbentuk pertanyaan:
• Apakah solusi yang diusulkan peneliti dapat memecahkan masalah? Bila dapat, seefektif apa solusi tersebut?
• Bagaimana keefektifan pembelajaran/ motivasi belajar siswa, dll ketika solusi masalah tersebut diterapkan?
• Apa kelebihan dan kelemahan solusi tersebut bila diterapkan di dalam setting?
3. Tujuan
Tujuan umum: memecahkan masalah yang terjadi di dalam setting.
Tujuan khusus: menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
*) Tujuan penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat deklaratif.
4. Manfaat
Bagian ini berisi deskripsi tentang manfaat yang dapat dipetik setelah PTK selesai dilaksanakan.
Ada baiknya manfaat tersebut dirinci untuk pihak-pihak tertentu yang terkait dengan dilaksanakannya
PTK, seperti untuk (1) guru, (2) siswa, (3) sekolah, (4) peneliti lain, dan (5) pengambil kebijakan.
B. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Bagian ini mengemukakan deskripsi teoretis konsep-konsep kunci yang terdapat dalam judul/rumusan
masalah penelitian. Prosedurnya adalah: (1) memilih sumber-sumber teori yang relevan, (2) mendeskripsikan masing-masing teori terpilih, (3) melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, (4) melakukan analisis komparatif berdasarkan hasil analisis kritis, (5) mengembangkan konstruk: memilih salah satu teori atau membuat sintesis dari berbagai teori.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
a. Setting penelitian (subyek dan lokasi)
Setting penelitianmenjelaskan:
• Tempat penelitian, yang berisi(1) nama kelas, (2) nama sekolah, (3)alamat sekolah, (4) deskripsi geografis sekolah dan lingkungannya, dan (5) deskripsi reputasi sekolah
• Waktu penelitian, yang berisi uraian kegiatan penelitian dan waktu pelaksanaannya (dalam bentuk matriks)
• *) Deskripsi setting penelitian menjadi “konteks” simpulan penelitian
b. Rencana tindakan
c. Skenario tindakan
d. Alat
e. Personal, dll
2. Data dan cara pengumpulannya
3. Analisis dan refleksi
ANGGARAN
DAFTAR PUSTAKA
C) Bedanya Artikel Dan Laporan
Arikel merupakan penulisan yang memakai referensi yang di tulis dengan gagasan dari ide penulis . begiti juga makalah juga memakai referensi dan bacaan yang di kutip dari buku atau sumber bukutertentu . artikel atau makalah merupakan tulisan ilmiah tematis artinya berdasarkan tema tertentu .sifat artikel atau makalah berbeda dengan laporan . yang standar dari karya tulis ilmiah diantaranya :kata pengantar , daftar isi, pembuka , pengantar ,pembahasan dan kesimpulan.
Sedangkan dalam laporan terdapat beragam jenis seperti laporan penelitian dan laporan kegiatan
Adapun menurut beberapa pendapat lain :
Menurut H. Bahdin NT (2005 ) ,rtikel ilmia adalah karya tulis yang di rancang untung di muat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti konvensi ilmiah yang telah disepakati atau di tetapkan . artikel yang di tulis oleh mahasiswa , dosen , pustakawan , peneliti dan penulis lainnya dapat di angkat dari hasil penelitian lapangan , hasil pemikiran atau hasil pengembangan proyek . dari segi sistematika penulisan dan isinya ,artikel dapat di kelompokkan menjadi suatu macam yaitu : arikel hasil penelitian dan non penelitian . setiap mahasiswa penulis skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk di terbitkan jurnal .
Sedangkan makalah adalah hasil karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang di tulis secara sistematis dan runtut dengan di sertasi analisis logis dan objektif . makalah di tulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang di berikan oleh dosen atau di tulis secara inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah .
Sedangkan laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil – hasil yang di peroleh dari suatu kegiatan penelitian .
DAFTAR PUSTAKA
- Tim Pelatihan Proyek PSGM, Penelitian Tindakan Kelas , departemen pendidikan dan kebudayaan 1999
- http://educatinalwithptk.wordpress.com/2012/11/14/konsep-dasar-penelitian-tindakan-kelas/
-http://suaidinmath.wordpress.com/2012/06/14/konsep-dasar-dan-prosedur-pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas/
- http://educatinalwithptk.wordpress.com/2012/11/14/konsep-dasar-penelitian-tindakan-kelas/
- Struktur Penulisan Proposal PTK Yang Baik dan Benar ~ Kumpulan Contoh PTK.htm
-http://nyomandantes.wordpress.com/2009/09/30/konsep-dasar-dan-prosedur-penelitiantindakan-kelas-ptk/
- http://eko-sg.blogspot.com/2013/09/analisis-data-ptk.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196005051986032JUHANAINI/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf
- http://elfriza.blogspot.com/2013/10/pengertian-artikel-ilmiah.html
- http://www.artikelilmiah.tk/2013/06/penelitian-tindakan-kelas-1.html
- http://nyomandantes.wordpress.com/2009/09/30/konsep-dasar-dan-prosedur-penelitian-tindakan-kelas-ptk/
- http://nyomandantes.wordpress.com/2009/09/30/konsep-dasar-dan-prosedur-penelitian-tindakan-kelas-ptk/
- https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100330091623AAWceXK
- http://firsta-tesismanajemenkonflik.blogspot.com/2012/12/perbedaan-artikel-makalah-dan-laporan.html
Posting Komentar untuk "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"